BabelMendunia.com, Transformasi digital dalam sistem pembayaran telah membawa perubahan signifikan dalam acara masyarakat bertransaksi. Salah satu inovasi yang menonjol adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang di rancang oleh Bank Indonesia untuk menyederhanakan pembayaran nontunai. Di Bangka Belitung, adopsi QRIS menunjukkan tren positif, khususnya di sektor UMKM dan perdagangan lokal.
Menurut data terbaru, hingga januari 2025, jumlah pengguna QRIS di Bangka Belitung mencapai 212.821 orang, dengan jumlah merchant yang telah menerapkan QRIS sebanyak 175.010. hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi ekonomi, penggunaan QRIS membantu memperluas inklusi keuangan. Banyak pelaku usaha kecil yang sebelumnya belum terjangkau layanan perbankan kini dapat mengakses sistem pembayaran digital hanya dengan smarphone. Hal ini membuka peluang ekonomi baru, mempercepat sirkulasi uang, dan mendukung efesiensi transaksi.
Dari perspektif akuntansi, QRIS membantu dalam pencatatan transaksi secara lebih akurat dan real-time. Para pelaku UMKM yang dulunya mencatat secara manual, kini terbantu dengan data transaksi digital yang bisa langsung kaitkan dengan aplikasi pembukuan. Hal ini meningkatkan akuntabilitas keuangan, memudahkan proses audit, dan mendukung keterbukaan laporan keuangan, baik untuk internal bisnis maupun dalam mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan.
Namun, dengan penggunaan QRIS tersebut tetap ada tantangan yang harus di hadapi. Literasi digital dan keuangan di beberapa wilayah bangka belitung masih tergolong rendah. Selain itu, infrastruktur internet yang belum merata juga menjadi hambatan dalam pemerataan penggunaan QRIS. Masih terdapat 38 titik blank spot yang tersebar dibeberapa desa, terutama di Bangka Selatan dan Bangka Barat.
Pemerintah daerah dan lembaga keuangan harus bekerja sama untuk memperluas edukasi tentang manfaat QRIS serta memperkuat infrastruktur pendukung. Dengan strategi yang tepat, QRIS bukan hanya alat pembayaran digital, tetapi juga jalan menuju ekonomi yang lebih transparan, inklusif, dan terdigitalisasi di Bangka Belitung.