BabelMenduni.com, Bangka belitung dikenal sebagai satu-satunya penghasilan timah yang ada di Indonesia. Timah merupakan logam yang berwarna putih keperakan,dengan kekerasan yang rendah. Kegunaan timah itu sendiri, berupa bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain lainnya. Pertambangan timah yang terjadi di bangka juga merupakan salah satu faktor untuk mengembang sektor prekonomian di wilayah tersebut.
Pertambangan timah memang masih aktif di sebagian daerah tertentu, seperti yang terjadi di daerah saya yakniPantai Pasir Padi, Temberan kegiatan pertambangan Timah yang hingga saat ini masih terus beroperasi. Pertambangan timah yang dilakukan di berbagai lahan, menyebabkan kerusakan lingkungan akibat dari galian yang tidak ditimbun kembali. penambangan timah ilegal tidak membuat para masyarakat sekitar jera. Dengan adanya tanda peringatan hutan lindung sekalipun, mereka masih tetap melakukannya. seperti yang kita ketahui bahwa bangka belitung salah satu penghasil timah terbesar di indonesia.
Nilai jual timah yang cukup tinggi membuat masyarakat bangka terus menerus mengeksploitasi timah secara berlebihan. banyak anak-anak di bawah umur lebih memilih bekerja daripada sekolah. padahal di usia tersebut mereka mestinya duduk di bangku sekolah bukan di tambang timah. ditambah faktor dari keluarga yang mendorong anaknya untuk mencari uang daripada bersekolah. oleh karena itu, masyarakat sekitar malas untuk bersekolah dan lebih mementingkan untuk kerja. Sebelumnya pertambangan timah memang sudah banyak dilakukan baik di darat maupun di laut yang membedakan hanya saat ini pertambangan di darat sudah sedikit dilakukan karena sudah tidak ada ditemukannya lahan untuk penggalian karena sudah habis. namun, hal tersebut tidak membuat masyarakat berhenti untuk mencari timah. kini laut lah yang menjadi sasaran untuk mencari timah, dimulai dari hutan di sungai mengalir ke laut yang sempat ditemukan salah satu warga bahwa ada timah.
Dari informasi tersebut ramai warga yang ikut mencari timah hingga saat ini sudah menggunakan unit mesin. hal tersebut tentunya membuat kerusakan-kerusakan mulai muncul dari pohon tembakau banyak yang dirusak, air yang mengalir ke laut menjadi kotor akibat minyak dan banyak pohon bakau yang dicabut demi kepentingan mereka, bahkan hutan tersebut merupakan hutan yang dilindungi. Namun penambangan Timah ilegal di Bangka yang masih marak hingga kini terutama di Laut. Berdasarkan data yang ada di PT Timah Tbk, Desember 2014 terdapat 1.640 ponton apung ilegal yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan dan lingkungan. Dari data tersebut kita tahu bahwa kerusakan dan keselamatan ekosistem laut terancam. Bagaimana tidak, air laut yang tercemar akibat oli mesin yang tentu saja berakibat fatal bagi kehidupan ikan-ikan yang ada di laut. dan membuat aktivitas nelayan terganggu dengan ekosistem laut yang menurun.
Mahasiswa memiliki peran penting dalam mengatasi tambang timah ilegal di pantai Bangka Belitung. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat. Mahasiswa dapat mengadakan kampanye sosial baik secara langsung maupun melalui media digital untuk menyampaikan dampak negatif tambang ilegal terhadap lingkungan laut, kesehatan masyarakat, dan keberlanjutan ekonomi daerah. Selain itu, mahasiswa dapat melakukan penelitian lapangan untuk mengkaji dampak sosial dan ekologis dari kegiatan penambangan ilegal. Hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar advokasi kepada pemerintah dan masyarakat luas agar tercipta kebijakan yang lebih tegas serta berpihak pada pelestarian lingkungan.
Kolaborasi dengan lembaga swadaya masyarakat dan media juga menjadi langkah strategis. Mahasiswa dapat bergabung atau menjalin kerja sama dengan organisasi lingkungan untuk mengadakan kegiatan kampanye, diskusi publik, atau aksi lingkungan bersama. Lewat pers mahasiswa atau media sosial, isu ini bisa diangkat agar menjangkau lebih banyak perhatian publik dan membangun tekanan moral terhadap pelaku maupun pihak terkait. Di sisi lain, mahasiswa dapat mendorong pengembangan alternatif ekonomi bagi masyarakat lokal. Banyak warga terlibat dalam tambang ilegal karena kebutuhan ekonomi. Dengan memberikan pelatihan kewirausahaan, pengembangan UMKM, atau mempromosikan potensi ekowisata, masyarakat dapat memiliki sumber penghasilan lain yang legal dan ramah lingkungan. Aksi nyata seperti bersih pantai, penanaman mangrove, dan pemantauan lingkungan secara partisipatif juga bisa menjadi kontribusi langsung mahasiswa terhadap upaya penyelamatan lingkungan pesisir. Gerakan seperti ini tidak hanya membangun kesadaran kolektif, tetapi juga memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang mampu mendorong perbaikan sosial dan lingkungan.