Indeks

Kurangnya Peran Orangtua dalam Mendidik Anak Ketika di Rumah

Oleh: Eva Kartika Putri 2301411555 | Imam Jailani 2301411523 | Nur Aliyah 2301411524

BabelMendunia.com, Dalam manajemen kelas, terdapat banyak permasalahan yang harus dihadapi oleh pengajar, pelajar, pendidik, ataupun wali. Tidak sekedar sedikit masalah, namun masalah tersebut sangat beragam. Karena hanya membahas 1 permasalahan, disini penulis hanya mengambil permasalahan yang berhubungan dengan kerjasama antara orang tua dengan peserta didik maupun guru . Masalah ini cukup menarik untuk dibahas karenamasalah ini mencakup luas permasalahan yang ada dalam manajemen kelas. Sebelum masuk ke permasalahan, hendaknya kita mengetahui psikologi perkembangan pada anak .

Psikologi perkembangan anak usia dini mempelajari perkembangan mental, fisik, kognitif, bahasa, moral, dansosio-emosional anak, khususnya pada masa keemasan(golden age). Periode ini ditandai perkembangan fisik danpsikis yang luar biasa, meliputi pertumbuhan sel otak danorgan tubuh, serta perkembangan kemampuan motorikkasar (berjalan, berlari, dsb.) dan halus (menggenggam, menulis, dsb.). Perkembangan pesat ini menjadikan usiadini sebagai fase penting dalam kehidupan manusia. (Sukatin & Khairul, 2023) Kurangnya dukungan orang tua terhadap pendidikan anak berdampak signifikan pada perkembangannya . Sebagai pendidik pertama, orang tua berperan vital dalam mendukung proses belajar di rumah, memberikan motivasi, dan memantau kemajuan anak. Keterlibatan orang tua yang kurang dapat menghambat perkembangan kognitif dan sosial-emosional, serta menyebabkan kesulitan adaptasi di sekolah. Ketiadaan komunikasi efektif antara orang tua dan pendidik memperpanjang masalah ini. (Misraini, E. S., 2024)

Peran orangtua dalam mendidik anak di rumah merupakan pondasi penting dalam tumbuh kembang anak, baik dari segi moral, karakter, maupun intelektual. Namun, dewasa ini, kita menghadapi realitias bahwa banyak orangtua yang kurang berperan aktif dalam mendidik anak di lingkungan rumah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti orangtua yang sibuk dengan dunia pekerjaan, kurangnya pengetahuan pengasuhan, serta meningkatnya ketergantungan terhadap sekolah dan teknologi .  

Salah satu faktor utama adalah kesibukan orang tuadalam pekerjaan, yang menyebabkan interaksi dengananak menjadi sangat terbatas. Anak tumbuh tanpa arahan yang memadai, sehingga nilai-nilai seperti kedisiplinan, empati, dan tanggung jawab tidak terbangun secara optimal . Dalam beberapa kasus, anak justru lebih banyak belajar dari lingkungan luar dan media digital yang belumtentu memberikan contoh yang baik.

Kondisi ini berdampak langsung pada manajemenkelas di sekolah. Ketika anak datang ke sekolah tanpa bekal nilai-nilai dasar dari rumah, guru harus bekerja lebih keras untuk menanamkan dan menegakkan aturan kelas. Hal ini bisa menyulitkan proses pembelajaran karena waktu yang seharusnya digunakan untuk mengajar materi, justru habis untuk menangani perilaku siswa yang belum memahami batasan sosial. Oleh karena itu, manajemenkelas yang efektif menjadi sangat penting. Guru perlumenciptakan lingkungan belajar yang kondusif dengan menetapkan aturan yang jelas, konsisten dalam penegakan disiplin , serta membangun hubungan yang hangat namun tegas dengan siswa. Selain itu, pendekatan kolaboratifdengan orang tua juga sangat dibutuhkan agar pembinaan karakter anak berjalan selaras antara rumah dan sekolah.

Hal ini tentu berdampak besar di sekolah. Guru jadi harus menghadapi siswa-siswa yang tidak terbiasa mengikuti aturan , kurang menghargai guru, dan sulit diatur di kelas. Ini membuat proses belajar jadi tidak kondusif danmanajemen kelas menjadi tantangan tersendiri.

Agar masalah ini bisa diatasi, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan:

1. Meningkatkan Kesadaran Orang Tua

Orang tua perlu tahu bahwa pendidikan anak bukan cuma tugas sekolah. Rumah adalah tempat pertama anak belajartentang kehidupan. Maka dari itu, perlu ada kegiatan seperti seminar parenting atau pertemuan wali murid yang bisa membuka wawasan orang tua tentang pentingnyaperan mereka.

2. Meluangkan Waktu Berkualitas

Meski sibuk, orang tua tetap perlu menyisihkan waktubersama anak. Tidak harus lama, yang penting berkualitas. Bisa saat makan malam, ngobrol sebelum tidur, ataumenemani anak belajar. Dari situ, anak akan merasa diperhatikan dan lebih mudah dibimbing.

3. Kerja Sama Antara Orang Tua dan Guru

Orang tua dan guru harus saling komunikasi. Bisa lewatgrup WhatsApp kelas, catatan harian, atau pertemuanrutin. Kalau keduanya saling bekerja sama, anak akanmendapatkan pembinaan yang selaras baik di rumah maupun di sekolah.

4. Mengawasi Penggunaan Media Digital

Sekarang ini anak banyak terpapar konten digital. Orang tua harus aktif mengawasi, bukan hanya melarang. Tunjukkan juga contoh yang baik dalam menggunakan gadget . Arahkan anak pada konten edukatif dan ajak mereka berdiskusi agar mereka terbiasa berpikir kritis.

5. Menerapkan Aturan di Rumah

Buatlah aturan harian di rumah seperti jadwal belajar, waktu tidur, dan tugas rumah sederhana. Ini melatih anakuntuk disiplin dan bertanggung jawab. Kalau sudah terbiasa di rumah, mereka akan lebih mudah mengikuti aturan di sekolah.

Kalau orang tua dan guru bisa bekerja sama dengan baik, maka pengelolaan kelas di sekolah juga akan lebih mudah. Anak-anak akan datang ke sekolah dengan bekal nilai-nilai positif dari rumah. Sekolah bukan lagi tempat satu-satunya untuk mendidik, tapi menjadi pelengkap dari apayang sudah dibentuk di keluarga.

REFERENSI

Dkk, Sukatin. (2023). Psikologi Perkembangan Anak UsiaDini. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial (Jupendis), 1(3).

Misraini, E. S., & Mufaroah, M. (2024). PengaruhKurangnya Tanggapan Orang Tua Terhadap Guru Dalam Mendukung Perkembangan Anak Usia Dini di KB Raudhatur Rahmah Desa Tanjung Leban. JCRD: Journal of Citizen Research and Development, 1(2), 643-648.

UNICEF Indonesia. (2022). Parenting Support to Improve Early Childhood Development. Diakses dari: https://www.unicef.org/indonesia/id

Exit mobile version