Babelmendunia.com — Pangkalpinang, Ahmad Rama Efrizal, sebagai salah satu tokoh pemuda Bangka Belitung, merasa perlu menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi ketegangan yang terjadi antara Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung. Konflik internal ini tidak bisa dianggap biasa atau hanya sebagai urusan politik semata, karena sesungguhnya ini adalah ancaman nyata terhadap stabilitas pemerintahan, masa depan ekonomi, dan kepercayaan publik terhadap institusi daerah.
Kepemimpinan di tingkat provinsi adalah simbol persatuan. Ketika dua pucuk tertinggi dalam pemerintahan daerah justru tidak berjalan seiring, maka itu menimbulkan keretakan dalam arah pembangunan. Pelaksanaan program menjadi tidak efektif, pengambilan kebijakan strategis bisa tersendat, dan sektor-sektor vital seperti investasi, pendidikan, dan pelayanan publik berisiko terdampak langsung.
Saat ini masyarakat Bangka Belitung tengah menghadapi berbagai tantangan: pemulihan ekonomi pasca Kasus Timah 271 T, transisi dari ketergantungan tambang ke sektor produktif lainnya, serta kebutuhan akan percepatan pembangunan desa dan penguatan UMKM. Dalam kondisi seperti ini, kita tidak punya ruang untuk membiarkan konflik elit berlangsung lama.
Saya melihat bahwa konflik antara Gubernur dan Wakil Gubernur bukan hanya berdampak di ruang elite. Di bawah, para ASN menjadi bingung, masyarakat menjadi skeptis, dan anak muda kehilangan teladan. Pemuda Babel sedang tumbuh dengan semangat menciptakan perubahan membangun usaha, belajar teknologi, merintis karier. Tapi semangat itu bisa patah jika yang ditampilkan oleh para pemimpin justru pertikaian dan perebutan panggung.
Babel bukan milik dua orang. Babel adalah milik semua rakyatnya. Maka saya mengajak para pemimpin untuk segera mengedepankan kepentingan bersama. Duduk bersama. Temukan titik temu. Beda pandangan adalah hal wajar, tetapi ketika sudah menjadi pejabat publik, maka tanggung jawabnya bukan pada ego pribadi, melainkan pada amanah rakyat.
Saya juga mendorong keterlibatan aktif dari DPRD, tokoh adat, tokoh agama, akademisi, dan elemen masyarakat sipil untuk menjaga suasana Babel tetap kondusif. Jangan biarkan masyarakat diadu. Jangan biarkan perpecahan elite berdampak pada perpecahan di bawah.
Saya percaya, rekonsiliasi bukan hal mustahil. Tapi rekonsiliasi butuh keberanian. Butuh kerendahan hati. Dan butuh ketulusan bahwa jabatan adalah alat pengabdian, bukan alat pertikaian.
Mari kita jaga marwah pemerintahan. Mari kita jaga masa depan Babel. Mari kita tunjukkan bahwa kita mampu dewasa dalam berdemokrasi dan berdaulat dalam pembangunan.
Berdamailah pak Hidayat dan Bu Hellyana, Ego tidak akan memberikan dampak apapun untuk bangka belitung. Jalankanlah roda pemerintahan sesuai aturan yang berlaku semua sama di hadapan rakyat, tidak ada yang lebih tinggi dari kepentingan seluruh rakyat Bangka Belitung. Imbuh rama