Indeks

Mengungkap Faktor kerusakan DAS Yang Menyebabkan Erosi Di Bangka Belitung

Oleh: Siti Aminah Mahasiswa Prodi konservasi Sumber Daya Alam, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

BabelMendunia.com, Daerah Aliran Sungai (DAS) di Bangka Belitung menghadapi berbagai tantangan yang cukup serius. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya erosi. Perubahan tata guna lahan, seperti konversi hutan menjadi lahan pertanian atau permukiman, serta aktivitas pertambangan yang tidak terkendali, dapat mempercepat proses terjadinya erosi. Erosi ini kemudian berdampak pada kualitas air sungai, yang menjadi lebih tercemar akibat sedimentasi.

Faktor kerusakan DAS:

1. Aktivitas pertambangan timah:  kegiatan pertambangan timah menjadi penyebab kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk erosi tanah dan perubahan aliran sungai. Aktivitas pertambangan ilegal menyebabkan peningkatan erosi pada DAS
2. Perubahan tata guna lahan: kegiatan pembukaan lahan untuk aktivitas pertanian, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur menjadi penyebab hilangnya tutupan vegetasi tanah,  sehingga hutan ( tumbuhan) yang berfungsi sebagai penyangga tanah dan mencegah terjadinya erosi, menjadi hilang fungsi nya.
3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian DAS: kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kelestarian DAS,  sehingga mempercepat kerusakan DAS dan menyebabkan erosi yang lebih parah.
4. Erosi akibat limbah: limbah pertanian (perkebunan), pertambangan yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari sungai, sehingga menyebabkan terjadinya sedimentasi, memperburuk kualitas air dan juga memperburuk erosi.
5. Faktor alam: faktor alam juga menjadi pemicu terjadinya erosi, akibat terjadinya hujan deras dan limpasan air yang tidak terkendali mempercepat proses terjadinya erosi pada wilayah tersebut. Dimana pada akhir-akhir ini sering terjadinya hujan deras.

Solusi :

1. Revegetasi: ( menanam kembali) pada lahan kritis, dimana kegiatan ini sangat berguna untuk pengendalian erosi.
2. Pembangunan teras-teras pertanian: pembangunan teras-teras tersebut menjadi langkah mengurangi terjadinya erosi.
3. Pengolahan limbah yang baik: pengolahan limbah dengan baik menjadi salah satu langkah mencegah terjadinya pencemaran sungai.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian DAS.

Kesimpulan:

Kerusakan DAS, terutama akibat perubahan tata guna lahan dan aktivitas pertambangan, merupakan pemicu utama terjadinya erosi. Erosi ini kemudian berdampak pada kualitas air sungai dan berbagai aspek lingkungan lainnya. Untuk mencegah dan mengurangi terjadinya erosi, diperlukan pengolahan DAS yang berkelanjutan, termasuk revegetasi, pembangunan teras-teras pertanian, pengolahan limbah yang baik, dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan DAS yang berkelanjutan sangat penting untuk mencegah dan mengurangi erosi serta menjaga kualitas air sungai. Dengan demikian, upaya untuk konservasi DAS dan pencegahan erosi di Bangka Belitung diperlukan dukungan (kerja sama) antar pemerintah, masyarakat dan sektor swasta.

Exit mobile version