BabelMendunia.com, Saat ini, teknologi digital sudah menjadi bagian yang sangat melekat dalam kehidupan masyarakat lintas usia dan lapisan sosial. Kehadirannya hingga ke ranah anak-anak usia sekolah dasar menimbulkan berbagai dampak yang membutuhkan pengawasan dan peran aktif dari orang dewasa.Menurut Syafirafdi (2020), saat ini, penggunaan teknologi tidak lagi terbatas pada orang dewasa atau kalangan terpelajar, melainkan telah meluas hingga ke anak-anak dan masyarakat umum. Selain itu, teknologi juga memiliki peran krusial dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, penerapan teknologi dalam proses pembelajaran harus diarahkan agar dapat memberikan dampak positif, salah satunya dengan memotivasi siswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan sejak dini melalui kombinasi antara pembelajaran dan aktivitas bisnis yang inovatif.
Di tengah kemajuan teknologi digital yang pesat, peluang untuk mengasah kreativitas dan keterampilan berwirausaha menjadi semakin terbuka, bahkan untuk anak-anak usia dini. Sekolah dasar sendiri merupakan waktu yang tepat dan strategis untuk menanamkan jiwa entrepreneur digital. Mengarahkan bakat alami anak ke dalam bentuk usaha nyata tidak hanya mengenalkan mereka pada dunia bisnis, tetapi juga membantu membentuk karakter, kemandirian, dan keterampilan penting abad 21 yang sangat dibutuhkan.
Namun, muncul pertanyaan: jenis usaha apa yang sesuai untuk anak-anak mengingat usia mereka masih sangat muda? Apa saja hal yang bisa mereka kembangkan agar mulai belajar menjadi wirausahawan digital sejak dini?
Mengoptimalkan Minat dan Bakat siswa
Minat dan bakat merupakan aspek psikologis yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan seseorang (Parnawi, 2019). Pada masa pertumbuhan, anak-anak usia sekolah dasar cenderung tertarik pada hal-hal yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Karena itu, guru perlu berperan lebih aktif, bukan hanya mengamati, tetapi juga membimbing agar potensi tersebut terus berkembang. Salah satu pendekatan yang efektif adalah mengarahkan minat dan bakat anak menjadi sesuatu yang bernilai, bahkan bisa diwujudkan dalam produk digital yang memiliki daya jual. Model pembelajaran seperti ini tidak hanya menstimulasi kreativitas, tetapi juga menanamkan semangat berwirausaha sejak dini.
Khususnya dalam bidang seni, potensi anak sekolah dasar bisa menjadi jalan awal dalam membangun jiwa kewirausahaan. Contohnya, anak yang punya minat menggambar atau melukis bisa mengembangkan karya mereka menjadi produk digital yang berharga. Dengan dukungan guru dan orang tua, hasil karya tersebut bisa dijadikan stiker, ilustrasi buku, lukisan mini, atau bahkan diolah menjadi komik dan cerita digital yang dapat dipasarkan melalui platform online saat ini. Pendekatan ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga memberikan pengalaman berwirausaha yang menyenangkan dan sesuai dengan usia mereka.
Lebih jauh lagi, berbagi bakat pun dapat menjadi langkah awal menumbuhkan jiwa wirausaha digital di kalangan siswa sekolah dasar. Misalnya, anak yang hobi bernyanyi, menari, bercerita, berakting, atau tertarik pada fotografi dan videografi bisa mulai mengunggah karya mereka ke berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, TikTok, atau Shutterstock. Platform-platform ini bukan hanya sebagai tempat menyalurkan kreativitas, tetapi juga berpotensi menjadi sumber penghasilan. Dengan arahan dan pendampingan yang tepat, anak-anak dapat belajar bahwa bakat yang mereka miliki memiliki nilai dan bisa diapresiasi secara lebih luas lewat dunia digital. Integrasi antara bakat dan kewirausahaan memungkinkan mereka memperoleh manfaat nyata melalui pengalaman langsung.
Mengasah Jiwa Digital Entrepreneur pada Siswa
Selain melatih kreativitas, mengembangkan jiwa entrepreneur digital sejak usia sekolah dasar juga mengajarkan pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan ketekunan. Anak-anak belajar bahwa kesuksesan dalam bisnis bukanlah hal instan, melainkan hasil dari proses pembelajaran dan pengalaman. Dengan begitu, mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak takut mencoba hal baru, inovatif, dan siap menghadapi berbagai tantangan.
Namun, tantangan terbesar dalam menanamkan jiwa entrepreneur digital pada anak-anak adalah menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan tanpa membuat mereka merasa terbebani. Pendekatan yang humanis dan metode pembelajaran interaktif sangat penting agar anak tetap termotivasi. Dukungan dari sekolah dan keluarga juga menjadi kunci agar anak merasa bebas berekspresi dan mengembangkan ide-ide kreatifnya.
Singkatnya, menumbuhkan jiwa entrepreneur digital sejak usia sekolah dasar adalah langkah strategis dalam mempersiapkan generasi masa depan yang kreatif, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan dunia. Dengan memanfaatkan bakat sejak dini dan mengarahkannya menjadi usaha nyata, kita tidak hanya mengajarkan anak-anak tentang bisnis, tetapi juga membekali mereka dengan soft skill penting yang berguna sepanjang hidup.