BabelMendunia.com, Pendidikan di tingkat sekolah dasar memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan identitas anak sejak dini. Dalam konteks ini, penerapan aspek kultural dalam Kurikulum Merdeka menjadi sebuah inovasi strategis yang sangat relevan dan dibutuhkan. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi sekolah dan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga memungkinkan pengembangan karakter yang lebih fleksibel dan kontekstual sesuai dengan budaya lokal dan kebutuhan global.
A. Peran Aspek Kultural dalam PembentukanKarakter
Penerapan aspek kultural dalam KurikulumMerdeka, seperti yang diterapkan di SDN 57 Pangkal Pinang, tidak hanya mengenalkan siswa pada budaya lokal secara mendalam, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai universal yang penting untuk meningkatkan daya saing siswa di era globalisasi. Melalui pengenalan tradisi, seni, bahasa daerah, serta nilai-nilai luhur budaya, siswa dapat mengembangkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya mereka sendiri. Hal ini sangat esensial dalam membentuk karakter yang positif, rasa percaya diri, serta identitas yang kuat sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Lebih jauh, aspek kultural juga berkontribusibesar dalam pengembangan keterampilan sosialdan emosional siswa. Interaksi dengan temansebaya dari latar belakang budaya yang berbedamengajarkan siswa untuk berempati, berkomunikasi efektif, dan bekerja sama. Keterampilan ini sangat penting untukmembangun masyarakat yang harmonis, toleran, dan inklusif. Dengan demikian, pendidikan berbasis nilai kultural tidak hanya membentuk individu yang berkarakter, tetapi juga warganegara yang mampu beradaptasi dan berkontribusi positif dalam masyarakat multikultural.
B. Senam Indonesia Sehat sebagai WujudImplementasi Karakter dan Kesehatan
Salah satu contoh penerapan aspek kultural dan karakter dalam Kurikulum Merdeka adalah program Senam Indonesia Sehat yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kebugaranfisik siswa, tetapi juga membentuk kebiasaan hidup sehat, disiplin, dan semangat kebersamaan. Senam pagi yang dilakukan secara rutin dapatmeningkatkan konsentrasi dan performa akademik siswa , sekaligus mengurangi risiko penyakit akibat kurang aktivitas fisik.
Namun, penerapan program ini menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya fasilitas memadai, pelatihan guru yang belum optimal, serta variasi antusiasme siswa. Oleh karena itu, dukungan dari sekolah, pemerintah, orang tua, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan program ini berjalan efektif dan berkelanjutan. Pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, seperti menggabungkan senam dengan musik atau permainan , dapat meningkatkan minat siswa sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal .
C. Suasana Kehangatan di Sekolah sebagai Fondasi Pembelajaran yang Efektif
Selain penerapan aspek kultural, suasana kehangatan di dalam tembok sekolah juga merupakan faktor krusial dalam mendukung perkembangan karakter dan prestasi siswa. Observasi di SDN 34 Pangkal Pinang menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, dan ramah dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif. Hubungan yang harmonis antara guru, siswa, dan staf sekolah membangun rasa saling percaya dan menghargai, yang pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar dan kesejahteraan emosional siswa .
Kehangatan sekolah juga tercermin dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang membantu siswa mengembangkan bakat dan minat di luar akademik , membangun relasi sosial, serta menciptakan kenangan indah selama masa sekolah. Hal ini penting karena tidak semua siswa unggul dalam bidang akademik, namun melalui kegiatan non-akademik mereka dapat menemukan potensi diri dan membangun kepercayaan diri.
D. Tantangan dan Solusi dalam MewujudkanPendidikan Karakter dan Suasana Sekolah yang Hangat
Meski banyak kelebihan, terdapat beberapatantangan yang perlu mendapat perhatian serius. Keterbatasan sumber daya, baik dari segi fasilitas maupun anggaran, masih menjadi kendala yang mempengaruhi kualitas pembelajaran dan pengembangan karakter siswa. Selain itu, pengawasan dan disiplin siswa yang kurang optimal dapat menghambat terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya strategis, antara lain:
– Peningkatan kualitas fasilitas sekolah agar lingkungan belajar menjadi lebih nyaman dan mendukung aktivitas siswa secara menyeluruh.
– Pelatihan dan pengembangan profesional bagiguru, khususnya dalam mengimplementasikan aspek kultural dan metode pembelajaran yang inovatif serta menarik.
– Penguatan pengawasan dan disiplin siswamelalui aturan yang jelas dan pendekatan yang humanis.
– Peningkatan keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan, sehingga tercipta sinergi yang mendukung perkembangan karakter dan prestasi siswa.
– Pengembangan metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, seperti pengintegrasianseni, budaya, dan olahraga dalam kegiatan sehari-hari.
E. Kesimpulan
keseluruhan, penerapan aspek kultural dalamKurikulum Merdeka dan penciptaan suasana kehangatan di sekolah merupakan dua pilar utama yang saling melengkapi dalam membentuk karakter anak sekolah dasar. Melalui pengenalan budaya lokal dan nilai universal, siswa tidak hanya memperhatikan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan sosial, emosional, dan karakter yang kuat. Suasana sekolah yang ramah dan mendukung semakin memperkuat proses pembelajaran, membuat siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk berkembang secara optimal.
Dengan dukungan penuh dari guru, orang tua, pemerintah, dan masyarakat, serta komitmen untuk terus memperbaiki fasilitas dan kualitas pembelajaran , sekolah dasar dapat menjadi tempat yang ideal untuk mencetak generasi muda yang cerdas, kreatif, sehat, dan berkarakter luhur. Ini adalah investasi penting bagi masa depan yang berdaya saing tinggi dan berjiwa kebangsaan yang kuat.