BabelMendunia.com, Dalam dunia pendidikan modern, pengelolaan manajemen kelas bukan lagi sekadar tentang menata tempat duduk dan menjaga ketertiban siswa. Lebih dari itu, manajemen kelas yang efektif merupakan fondasi utama dalam menciptakan iklim kelas yang mendukung proses pembelajaran. Hal ini sangat penting mengingat iklim kelas yang positif berkontribusi langsung terhadap kenyamanan, motivasi, dan keberhasilan akademik siswa.
Makalah “Iklim Kelas” yang telah kami telaah menegaskan bahwa iklim kelas adalah suasana yang terbentuk darihubungan antara guru dan peserta didik serta antar peserta didik yang kemudian mempengaruhi proses belajar mengajar secara keseluruhan (Sari et al., 2018; Wiyani, 2013). Namun kenyataannya, masih banyak kelas yang didominasi oleh sistem pengajaran satu arah, dengan guru sebagai pusat dan siswa hanya sebagai objek penerima informasi. Ini menjadi masalah utama dalam menciptakan suasana belajar yang mendukung.
Sebagai mahasiswa calon pendidik, saya menilai bahwa ketidakhadiran manajemen kelas yang reflektif dan adaptif adalah bentuk kegagalan dalam menjawab kebutuhan pesertadidik masa kini. Siswa tidak hanya membutuhkan materi, tetapi juga ruang yang aman secara psikologis, lingkunganyang suportif secara sosial, dan kejelasan struktur dalam interaksi di kelas. Ketika guru gagal menjadi fasilitator dan motivator, proses pembelajaran menjadi kaku, tidak menyenangkan , dan seringkali hanya berorientasi pada pencapaian nilai, bukan pada pembentukan karakter maupun kecakapan berpikir kritis.
Menurut Hoy dan Miskel (dalam Hadiyanto, 2016), suasana positif di dalam kelas bisa mendorong perilaku siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung. Inilah pentingnya manajemen kelas yang tidak hanya reaktif terhadap gangguan, tapi proaktif dalam menciptakan lingkungan yang menyenangkan, aman, dan demokratis. Guru perlu memahami bahwa siswa bukanlah kertas kosong, tetapi individu yang memiliki keunikan, kebutuhan emosional, dan potensi yang harus dirawat.
Selain itu, komunikasi menjadi elemen penting dalam pengelolaan manajemen kelas. Komunikasi yang efektif tidak hanya mendorong partisipasi siswa, tetapi juga membangun hubungan emosional antara guru dan siswa yang memengaruhi kenyamanan dalam belajar (Suprapto, 2018). Tanpa komunikasi yang terbuka, maka tidak akan tercipta rasa aman, dan siswa pun akan cenderung pasif serta tidak termotivasi .
Tiga gaya manajemen kelas yang dijabarkan dalam dokumen, yakni otoriter, permisif, dan nyata, juga menunjukkan betapapun pentingnya posisi guru dalam menciptakan suasana kelas yang seimbang—dimana kebebasan dan kontrol bisa berjalan beriringan . Gaya guru yang nyata, yang memberi kebebasan sekaligus pendampingan, adalah model ideal untuk diterapkandi masa kini. Anak tidak hanya merasa dihargai, tetapi juga diarahkan dengan penuh tanggung jawab.
Manajemen kelas yang baik juga tidak lepas dari aspek fisik ruang kelas. Penataan yang kreatif, bersih, nyaman, sertaadanya dekorasi yang menarik bisa memengaruhi mood belajar siswa (Partin dalam Susanti, 2016). Ini mendukungpendapat bahwa pengelolaan manajemen kelas bukanlah tugas teknis semata, tetapi kegiatan strategis yang menuntut kreativitas dan empati tinggi dari seorang guru.
Sebagai penutup, saya menegaskan bahwa manajemen kelasadalah jantung dari proses pendidikan di kelas. Tidak akanada pembelajaran yang bermakna tanpa suasana yang mendukung. Guru tidak cukup hanya menguasai materi, tetapijuga harus mampu mengelola dinamika kelas secara bijak, adaptif, dan komunikatif. Untuk itu, sudah saatnya pendekatan manajemen kelas yang konvensional ditinggalkan, dan digantikan oleh strategi yang menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam proses pendidikan.