Sinergi Titik temu Tambang dan Masyarakat: Menciptakan Solusi Tanpa Konflik

Oleh: Tahniyah Dwi Ramadinah, PGSD UNMUH BABEL

Avatar photo
banner 120x600

BabelMendunia.com, Timah merupakan salah satu komoditas yang sangat berharga bagi Indonesia, terutama bagi daerah Bangka Belitung. Potensi timah di Indonesia menyumbang lebih dari 30% dari produksi timah dunia, dengan sebagian besar berasal dari Provinsi Bangka Belitung. Sumber daya alam ini tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah, tetapi juga merupakan mata pencaharian utama bagi ribuan keluarga yang bergantung pada sektor tambang. Di sisi lain, aktivitas pertambangan timah yang berkembang pesat juga membawa dampak sosial dan lingkungan yang tidak bisa diabaikan.

Meskipun memberikan keuntungan ekonomi yang besar, kegiatan tambang sering kali menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan, terutama dengan masyarakat lokal yang bergantung pada sektor lain, seperti nelayan, petani, dan pelaku pariwisata. Aktivitas tambang bukan hanya terjadi di daratan saja melainkan sudah memasuki dan merogoti wilayah perairan yang dimana menyebabkan penurunan kualitas air dan kerusakan habitat laut mengancam mata pencaharian nelayan. Konflik yang sama juga sering muncul di kawasan pertanian dan perkebunan, di mana kebun rakyat yang sebelumnya subur harus dialihfungsikan menjadi lokasi tambang. Hal ini menambah ketegangan di antara masyarakat, karena mereka merasa kehilangan hak atas tanah yang telah menjadi sumber kehidupan mereka selama bertahun-tahun. Dalam konteks ini, pengelolaan tambang timah yang tidak bijaksana dapat merusak keseimbangan sosial dan ekonomi di masyarakat, yang pada akhirnya berpotensi merusak tatanan kehidupan yang sudah berjalan lama.

Sebagai mahasiswa, kami menyadari bahwa dalam menghadapi tantangan ini, dibutuhkan sebuah pendekatan yang lebih holistik dan berbasis pada keberlanjutan. Bukan hanya semata-mata mengejar keuntungan ekonomi dari hasil tambang, tetapi juga menjaga agar sektor lain, seperti perikanan, pertanian, dan pariwisata, tetap dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari solusi yang tidak hanya menguntungkan bagi pihak penambang, tetapi juga bagi masyarakat lokal yang terdampak langsung oleh aktivitas tambang.

Baca Juga  Bangka Belitung: Surga Wisata Tersembunyi di Indonesia, Ini Destinasi Lengkap di 7 Kabupaten/Kotanya!

Konflik yang sering muncul di kawasan pertambangan bukan hanya disebabkan oleh kesenjangan ekonomi, tetapi juga oleh kurangnya pemahaman dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat. Mahasiswa sebagai bagian dari kaum intelektual memiliki peran penting dalam menjadi mediator yang menyeimbangkan kepentingan yang ada, sekaligus menyediakan solusi berbasis data dan penelitian ilmiah. Dengan demikian, kami mengajukan beberapa solusi yang dapat menjadi jembatan untuk menciptakan sinergi antara sektor tambang dan masyarakat, serta menghindari terjadinya konflik yang merugikan semua pihak.

Diperlukan pengawasan yang ketat terhadap aktivitas penambangan timah agar tidak merusak lingkungan dengan cara memberikan sanksi tegas seperti penutupan alokasi tambang yang tidak memiliki surat jalan tambang timah. Kemudian penambang timah yang memiliki surat jalan dapat menjual hasil timah terutama ke PT Timah dengan harga yang cukup memadai. Dengan ditetapnya Harga yang memadai mendorong para penambang untuk beroperasi secara lebih efisien dan berkelanjutan. Jika harga timah rendah, penambang mungkin akan tergoda untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, bahkan dengan cara yang merusak lingkungan. Sebaliknya, dengan harga yang adil, para penambang bisa lebih termotivasi untuk mengikuti prosedur yang sah dan bertanggung jawab, menjaga keberlanjutan tambang dalam jangka panjang.

Bagi sektor  penambang timah yang sudah masuk ke wilayah perairan seperti pantai. PT Timah bisa memberikan tunjangan modal untuk mengembangkan usaha lain untuk nelayan. serta melakukan reklamasi trumbu karang dengan dapat membuat Rumpon sebagai tempat ikan yang baru. Serta untuk Pariwisata dilakukan  penanaman kembali transpantasi rumah baru untuk biota laut agar terhidupkannya kembali pesona keindahan bawah laut.

Tentunya upaya untuk mengatasi konflik kepentingan ini tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah atau salah satu pihak yang terlibat, melainkan perlu dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terlibat. diperlukan juga perencanaan strategis yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam di Bangka Belitung . Artinya perencanaan ini harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat, seperti penambang, nelayan, pemerintah, dan masyarakat, serta menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan hidup manusia. Serta Pemerintah menjadi Fasilitator menyediakan fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan program-program yang telah disebutkan di atas.

Baca Juga  Cubitan Guru: Batas Disiplin atau Tindakan Kekerasan? Oleh: Ratri Kusumadita

Sebagai penutupan, solusi untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam “timah” di Kepulauan Bangka Belitung memerlukan kebijaksanaan dalam pengelolaan yang melibatkan kolaborasi antara PT Timah, masyarakat penambang, nelayan, sektor pariwisata, serta pertanian dan perkebunan. Pendekatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan pelestarian alam.

Dengan mengembangkan sektor-sektor alternatif seperti pariwisata berbasis alam, pertanian berkelanjutan, dan usaha perikanan yang ramah lingkungan, kita dapat memastikan bahwa dampak negatif dari penambangan dapat diminimalkan, sementara potensi ekonomi yang ada dapat dimaksimalkan secara adil. Oleh karena itu, melalui dukungan terhadap diversifikasi usaha, pemberdayaan masyarakat, dan penerapan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, kita dapat menciptakan solusi yang mendukung kesejahteraan masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian alam untuk generasi yang akan datang.

Kebijaksanaan dalam memanfaatkan timah sebagai sumber daya alam yang berharga akan menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, di mana keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan dapat tercapai dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *