Mengunggah Minat Baca, Menyelamatkan Generasi Bangsa Dari Krisis Literasi

Oleh: Rika Angrayni Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

Avatar photo
banner 120x600

BabelMendunia.com, Krisis literasi di Indonesia merupakan tantangan besar yang harus segera diatasi demi masa depan bangsa. Berdasarkan data UNESCO terbaru, tingkat melek huruf (literacy rate) penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia memang tergolong tinggi, yaitu 96% untuk kelompok usia 15-24 tahun, 94,6% untuk usia 25-64 tahun, dan 97,5% untuk kelompok lanjut usia 65 tahun ke atas. Namun, tingginya angka melek huruf ini tidak sejalan dengan minat baca masyarakat. UNESCO mencatat, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, hanya sekitar 0,001% atau 1 dari 1000 orang yang benar-benar gemar membaca. Data ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kemampuan membaca dan kebiasaan membaca, yang berpotensi menghambat pembangunan sumber daya manusia unggul di Indonesia.

Minat baca yang rendah berdampak langsung pada kualitas generasi muda. Kemampuan membaca bukan sekadar mengenal huruf atau kata, melainkan juga memahami, menganalisis, dan mengolah informasi. Sayangnya, hasil survei PISA (Programme for International Student Assessment) 2022 menunjukkan skor literasi membaca siswa Indonesia hanya 359, jauh di bawah rata-rata global 476, dan menempatkan Indonesia di urutan ke-15 terbawah dari 81 negara yang disurvei. Rendahnya minat baca ini menyebabkan generasi muda Indonesia kesulitan dalam memahami bacaan, berpikir kritis, serta rentan terhadap penyebaran hoaks dan informasi palsu. Jika dibiarkan, kondisi ini akan memperlebar jurang ketertinggalan bangsa Indonesia di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Baca Juga  PERAN GURU DALAM MENGHADAPI TANTANGAN SERTA ANCAMAN BAGI GURU TERHADAP PENGGUNAAN AI DI DUNIA PENDIDIKAN

Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca di Indonesia. Selain akses terhadap bahan bacaan yang masih terbatas di beberapa daerah, dominasi budaya visual dan digital juga turut memengaruhi kebiasaan membaca anak-anak dan remaja. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang mendukung, serta minimnya fasilitas perpustakaan yang representatif, menjadi tantangan tersendiri. Padahal, UNESCO menegaskan pentingnya budaya literasi sebagai pondasi utama dalam membangun masyarakat yang cerdas, kreatif, dan inovatif. Untuk itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, sekolah, keluarga, dan komunitas untuk menyediakan akses bacaan berkualitas, memperbanyak program literasi, serta memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana edukasi yang menarik bagi generasi muda.

Gerakan literasi berbasis komunitas telah memberikan harapan baru dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Taman bacaan masyarakat, pustaka keliling, dan berbagai komunitas literasi tumbuh di berbagai daerah, membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari akar rumput. Kegiatan seperti diskusi buku, bedah karya sastra, hingga lomba menulis dan membaca, mampu menumbuhkan kecintaan terhadap literasi di kalangan anak-anak dan remaja. Dukungan dari tokoh masyarakat, penulis, dan influencer dalam kampanye literasi juga efektif menginspirasi generasi muda untuk lebih gemar membaca. Dengan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, gerakan literasi dapat menjadi kekuatan besar dalam membangun budaya baca yang kuat dan berkelanjutan.

Baca Juga  "Menggugat Profesionalitas Guru: Apakah Etika Profesi Sudah Ditegakkan?"

Mengunggah minat baca adalah kunci menyelamatkan generasi bangsa dari krisis literasi. Data UNESCO menegaskan bahwa meski tingkat melek huruf Indonesia tinggi, minat baca masyarakat masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan secara serius. Literasi yang kuat akan melahirkan generasi yang cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan global. Upaya ini membutuhkan komitmen dan kolaborasi dari semua pihak keluarga, sekolah, pemerintah, dan komunitas. Dengan membangun budaya baca sejak dini, Indonesia dapat memperkuat pondasi bangsa menuju masa depan yang gemilang dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *