KISAH INKLUSI DI SD NEGERI 33 PANGKALPINANG “MENUMBUHKAN EMPATI, MEMBUKA PINTU KESETARAAN”

Avatar photo
banner 120x600

BabelMendunia.com, PANGKALPINANG – SDN 33 Pangkalpinang adalah salah satu sekolah yang patut diacungi jempol. Sekolah
ini sudah memulai pendidikan inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sejak
tahun 2006 dan diresmikan pada 2010. Pada tahun ajaran 2025/2026 telah terdata
jumlah siswa inklusi sebanyak 56 siswa.

Komitmen sekolah ini nyata, terlihat dari
inisiatifnya mengirimkan semua guru secara bergilir untuk mengikuti pelatihan khusus
di Jakarta. Hal ini menunjukkan keseriusan mereka dalam memberikan pendidikan
yang setara untuk semua anak, bukan sekadar formalitas.

Dua hal utama yang menjadi alasan sekolah ini adalah tanggung jawab tugas dan rasa
kemanusiaan. Motivasi yang tulus ini melahirkan dampak positif, terutama pada
karakter siswa reguler. Mereka belajar rasa kepedulian dan toleransi terhadap temanteman ABK, menciptakan lingkungan belajar yang suportif dan jauh dari
diskriminasi.“Saya sangat senang bersekolah di SD Negeri 33 ini, karena tidak ada
yang membuat saya merasa dikucilkan” ungkap Rasya siswa inklusi SDN 33. Hal ini
juga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah karena mereka bisa memberikan
manfaat besar tanpa mengharapkan imbalan materi.

Baca Juga  Etika Profesi dalam Pendidikan Landasan untuk Generasi Berkarakter

Meskipun sudah berjalan dengan baik, SDN 33 Pangkalpinang menghadapi lima
tantangan besar :
1. Sistem kurikulum yang belum sepenuhnya fleksibel.
2. Tenaga kerja pendukung khusus seperti terapis yang masih terbatas.
3. Guru yang membutuhkan pelatihan berkelanjutan.
4. Orang tua yang perlu lebih dilibatkan aktif.
5. Sarana-prasarana yang belum sepenuhnya ramah disabilitas.

Meski banyak tantangan, sekolah ini memiliki harapan besar untuk masa depan ABK.
“Dalam jangka pendek, mereka berharap ABK bisa mencapai kemampuan minimal
dalam membaca dan menulis, sedangkan untuk jangka panjang, mereka berharap ABK
bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa merasa dibedakan” ujar
Pak Rofi Badari guru kelas SDN 33 Pangkalpinang.

Baca Juga  Agroforestri Merubah Bekas Lahan Tambang Menjadi Lahan Hijau

Harapan ini menunjukkan
keinginan kuat sekolah agar setiap anak, apapun kondisinya, memiliki masa depan
yang cerah dan kesempatan yang sama.
Secara keseluruhan, SDN 33 Pangkalpinang telah membuktikan bahwa pendidikan
inklusi bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan nyata untuk menumbuhkan
harapan dan toleransi di masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *