Jalan Tengah Eksploitasi Timah: Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kelestarian Alam di Bangka Belitung

Oleh: Anggia Neliska Putri

Avatar photo
banner 120x600

BabelMendunia.com, Bangka Belitung adalah salah satu wilayah di Indonesia yang dikenal sebagai penghasil timah terbesardunia. Potensi ini telah memberikan kontribusi besarterhadap perekonomian daerah maupun nasional. Namun, di balik kejayaan ekonomi tersebut, muncul persoalanserius: kerusakan lingkungan, konflik sosial, dan ketimpangan kesejahteraan masyarakat. Dilema antarapertumbuhan ekonomi dan pelestarian alam seolah takkunjung menemukan titik temu. Sebagai mahasiswa, kami meyakini bahwa perlu dicari jalan tengah yang adil dan berkelanjutan agar potensi timah tidak menjadi bumerangbagi masa depan.

Timah Sumber Berkah yang Menjadi Ancaman Sejak masa kolonial, Bangka Belitung telah menjadi daerahstrategis karena kandungan timahnya yang melimpah. Dalam era modern, hasil tambang ini menjadi komoditaspenting bagi industri elektronik global. Namun, eksploitasibesar-besaran baik legal maupun illegal telah menyebabkankerusakan ekosistem, pencemaran air, dan degradasi lahanyang parah. Tambang timah rakyat yang tak terkontrol juga memperburuk situasi, menciptakan lubang-lubang bekasgalian yang menganga tanpa reklamasi.

Situasi ini menunjukkan bahwa eksploitasi timahselama ini lebih menekankan aspek ekonomi jangkapendek, dengan mengabaikan dampak ekologis dan sosial. Ironisnya, meskipun kekayaan alam begitu melimpah, tidaksemua masyarakat Bangka Belitung merasakankesejahteraan yang merata.

Baca Juga  Etika dalam Pendidikan: Membangun Karakter dan Integritas Profesional

Jalan Tengah, Solusi Strategis dan Berbasis Ilmu Sebagai mahasiswa, kami melihat perlunya pendekatan holistikdalam menyelesaikan persoalan ini. Jalan tengah bukanberarti mengurangi produksi atau menghentikan eksploitasi, melainkan menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomidan kelestarian lingkungan. Beberapa solusi konkret yang bisa dipertimbangkan antara lain:

Penguatan Regulasi dan Penegakan Hukum Pemerintahdaerah dan pusat harus berkomitmen memperkuatpengawasan terhadap aktivitas pertambangan. Sertifikasiwilayah tambang, audit lingkungan, serta sanksi tegasterhadap pelaku ilegal perlu ditegakkan tanpa kompromi.Reklamasi dan Rehabilitasi Berbasis Teknologi, Setiapperusahaan tambang wajib melakukan reklamasi lahanbekas tambang. Teknologi hijau seperti revegetasi cepat, pengelolaan limbah berkelanjutan, serta sistem penjernihanair tambang harus menjadi standar operasional tetap.

Pemberdayaan Ekonomi Alternatif. Masyarakat lokalperlu diberdayakan dengan sumber ekonomi non-tambangseperti agrowisata, budidaya perairan, atau pengolahanproduk berbasis timah (industri hilir). Hal ini tidak hanyamengurangi ketergantungan terhadap tambang, tetapi juga membuka lapangan kerja yang berkelanjutan.

Baca Juga  MENDORONG NILAI TAMBAH DAN KEMANDIRIAN EKONOMI BANGKA BELITUNG

Keterlibatan Generasi Muda dan Akademisi. Mahasiswa sebagai agen perubahan perlu lebih aktif dalam riset, edukasi publik, dan pengawasan sosial. Program pengabdian masyarakat dan kerja sama riset denganpemerintah bisa menjadi wadah kontribusi nyata.

Sebagai mahasiswa, kita punya tanggung jawab moral untuk menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengamat. Masa depan Bangka Belitung ada di tangan kita. Mari jaga kekayaan alam ini dengan bijak bukan dengan keserakahan, melainkan dengan ilmu dan kepedulian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *