Babel Mendunia.Com- Di era digital, profesi pendidikan menghadapi tantangan besar dalam menjaga etika dan profesionalisme. Teknologi, yang seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sering kali membawa tantangan etis yang kompleks. Guru, sebagai pelaku utama dalam pendidikan, dituntut untuk menavigasi dunia digital ini dengan bijak, memastikan bahwa tanggung jawab moral dan profesional tetap menjadi prioritas. Tantangan Etika dalam Pendidikan Digital salah satu tantangan utama adalah penggunaan teknologi dalam pembelajaran bold. Di masa pandemi, pendidikan online menjadi solusi utama untuk memastikan proses belajar mengajar tetap berlangsung. Namun, banyak kasus yang kurang memperhatikan etika, seperti penggunaan platform tanpa izin, kurangnya perlindungan data pribadi siswa, hingga penyebaran materi yang
tidak sesuai. Guru juga menghadapi dilema dalam menjaga batas profesionalisme. Di era digital, hubungan guru dan siswa sering kali melampaui ruang kelas fisik, seperti melalui media sosial. Interaksi ini, jika tidak dikelola dengan hati-hati, dapat menyebabkan
pelanggaran etika, termasuk pelanggaran privasi atau perilaku tidak profesional yang berpotensi merusak integritas guru. Selain itu, distribusi informasi yang tidak valid atau sumber materi yang tidak terverifikasi sering terjadi. Sebagian guru mungkin mengambil materi dari internet tanpa keakuratannya, sehingga berpotensi menyebarkan informasi yang salah kepada siswa. Hal ini bertentangan dengan prinsip dasar profesi pendidikan, yaitu menyampaikan kebenaran dan memberikan pembelajaran berkualitas.
Pentingnya Etika dalam Profesi Pendidikan etika adalah fondasi dari profesi pendidikan.
Seorang pendidik tidak hanya bertugas menyampaikan materi, tetapi juga menjadi teladan moral bagi siswa. Dalam konteks digital, penerapan etika menjadi semakin penting karena dunia maya memberikan akses luas yang mudah disalahgunakan. Etika profesi pendidikan mencakup beberapa aspek, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan
penghormatan terhadap hak siswa. Guru harus menjaga integritas dalam setiap aspek pekerjaan mereka, termasuk dalam penggunaan teknologi. Melakukan plagiarisme, menyalahgunakan data pribadi siswa, atau berperilaku tidak pantas di dunia maya adalah pelanggaran serius terhadap etika profesi. Langkah untuk Meningkatkan Etika dalam Profesi Pendidikan DigitalPeningkatan Kompetensi Digital guru perlu dibekali dengan pelatihan teknologi yang memadai, termasuk pemahaman tentang keamanan data dan perlindungan privasi. Dengan kompetensi yang lebih baik, guru dapat menggunakan teknologi secara etis dan efektif.
Pembuatan Kebijakan yang Jelas pemerintah dan institusi pendidikan harus menyusun pedoman etika yang jelas untuk penggunaan teknologi dalam pendidikan. Kebijakan ini harus mencakup penggunaan media sosial, perlindungan data, serta pedoman intreats online antara guru dan siswa. Edukasi tentang Literasi Digital luterasi digital tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga bagi guru. Pemahaman tentang bagaimana menyebarkan informasi, menjaga privasi, dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab adalah kunci untuk
menghindari pelanggaran etika.
Pengawasan dan Evaluasi institusi pendidikan perlu melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap praktik pengajaran yang dilakukan secara berani. Hal ini untuk
memastikan bahwa guru tetap berpegang pada standar etika profesi.
Peguatan Karakter dan Nilai Moral teknologi tidak dapat menggantikan nilai-nilai moral dan karakter yang kuat. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan karakter bagi guru harus terus dilakukan agar mereka tetap menjadi panutan yang baik bagi siswa.
Kesimpulan etika profesi pendidikan di era digital adalah isu yang krusial. Guru harus mampu memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip moral dan profesional. Dengan langkah-langkah strategis, seperti peningkatan kompetensi digital dan penerapan kebijakan yang tegas, tantangan etika ini dapat diatasi.
Oleh : Ani