BabelMendunia.com, Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah mengguncang berbagai aspek kehidupan, di antaranya bagaimana manusia bekerja, berinteraksi, dan membangun usaha. Di tengah-tengah perubahan, mahasiswa memiliki posisi strategis sebagai generasi muda yang adaptif dan melek teknologi. Salah satu kemungkinan besar yang terbuka lebar bagi mahasiswa pada masa kini adalah digital entrepreneurship, atau kewirausahaan berbasis digital. Digital entrepreneurship merupakan jenis kewirausahaan yang berdasarkan teknologi digital dalam bisnisnya. Ini termasuk beberapa industri seperti e-commerce, digital marketing, aplikasi ponsel, konten kreatif, layanan web, hingga platform online edukasi. Poin utama keunggulan dari model bisnis ini adalah fleksibilitas, luasnya jangkauan, serta rendahnya modal awal jika dibandingkan dengan bisnis tradisional.
Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang umumnya sudah memiliki akses internet, alat digital, dan pengetahuan teknologi. Lebih dari itu lagi, mereka juga memiliki waktu yang relatif lebih fleksibel dan jaringan sosial besar. Ini adalah modal sosial yang sangat berharga untuk memulai usaha berbasis digital. Sudah ada banyak contoh mahasiswa yang sukses memulai usaha dari cyberspace. Ada yang dimulai dengan menjual kerajinan tangan melalui media sosial, menjadi dropshipper, menawarkan jasa desain atau penerjemahan, bahkan mendirikan startup teknologi yang berinovasi. Usaha-usaha tersebut tidak hanya menyediakan pendapatan tambahan, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis, kreativitas, pengelolaan waktu, serta kemampuan menghadapi resiko dan kegagalan. Kendala lainnya adalah setidaknya kurangnya pembinaan dan pendampingan yang memadai. Berbagai mahasiswa yang mempunyai ide yang cemerlang, tetapi sulit diimplementasikan karena kemiskinan modal, pengalaman, atau koneksi. Di tempat ini, peran kampus sangat diperlukan sebagai inkubator dan fasilitator ide-ide bisnis mahasiswa.Institusi pendidikan tinggi harus tidak hanya merhatikan aspek akademiknya, melainkan pun juga berhasil mengekspor mahasiswa untuk menjadi inovatif dan mandiri ekonomi. Program kewirausahaan, pelatihan digital, workshop bisnis, hingga kompetisi startup harus diperluas dan diperkuat. Kampus boleh berkolaborasi dengan industri, lembaga keuangan, dan pemerintah untuk menawarkan akses pembiayaan, mentor bisnis, serta kesempatan magang di perusahaan digital. Di sisi lainnya, pemerintah melalui kementerian terkait juga dapat memberikan dukungan melalui regulasi yang amanah bagi startup, alokasi dana hibah bagi bisnis perwira muda, serta pembentukan ekosistem digital inklusif dan merata. Dengan solusi kolaborasi yang tepat, mahasiswa semakin percaya diri untuk beraksi dalam dunia bisnis digital.
Di era ekonomi digital ini, menjadi digitalpreneur bukan lagi sekadar pilihan sampingan. Ia telah menjadi salah satu jalur utama dalam menciptakan lapangan kerja dan inovasi. Mahasiswa harus mulai memandang wirausaha digital sebagai gaya hidup baru yang menantang namun sangat menjanjikan. Dengan semangat belajar dan keberanian untuk mencoba, mereka bisa menjadi pelopor perubahan di masyarakat. Usaha yang dibangun mahasiswa bukan hanya berfokus pada keuntungan saja, melainkan juga bisa menjadi solusi terhadap masalah sosial, pendidikan, lingkungan, dan lain-lain.