Dampak dan Solusi Pengelolaan Pertambangan Timah di Bangka Belitung: Peran Mahasiswa dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan

Oleh: Nada Salsya Bila, PGSD UNMUH BABEL

Avatar photo
banner 120x600

BabelMendunia.com, Indonesia, sebagai salah satu produsen timah terbesar di dunia, memiliki tanggung jawab besar dalam pengelolaan sumber daya alam ini dengan cara yang bijaksana.Penambangan timah di Indonesia telah dimulai sejak era kolonial Belanda. Eksploitasi timah telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian, terutama di wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Bangka Belitung atau yang di sebut Babel, merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang kaya akan keunikan. Provinsi ini terdiri dari dua pulau utama, yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung, serta dikelilingi oleh sejumlah pulau kecil lainnya.

Bangka Belitung terkenal dengan kekayaan akan banyaktimahnya. Sejak zaman kolonial Belanda, timah telah menjadi komoditas utama di wilayah ini. Selain timah, provinsi ini juga kaya akan hasil laut, kaolin, dan pasir kuarsa. Tetapi yang menjadi ciri khas bangka belitung adalah kaya akan hasil timahnya. Saat ini, aktivitas ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti PT Timah, serta penambang rakyat yang mengikuti praktik tambang inkonvensional (TI). Kedua jenis penambangan ini tidak hanya memberikan mata pencaharian bagi ribuan keluarga, tetapi juga menimbulkan dampak lingkungan yang cukup signifikan.

Aktivitas pertambangan tidak hanya memberikan keuntungan saja. Akan tetapi, aktivitas pertambangan seringkali mengakibatkan konflik kepentingan dengan sektor lain seperti perikanan, pariwisata, pertanian, dan perkebunan. Contoh nyata dapat dilihat di daerah Rias dan Batu Beriga, di mana aktivitas tambang telah menimbulkan ketegangan dengan komunitas nelayan dan pelaku pariwisata. Konflik ini terjadi karena tumpang tindih wilayah operasi dan dampak negatif dari aktivitas penambangan terhadap ekosistem laut dan pesisir. Karena hal ini bisa mengakibatkan kerusakan alam, dengan adanya pertambangan timah ini mengakibatkan rusaknya laut yang menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar dan akan banyaknya lubang-lubang atau kolong-kolong hasil pertambangan yang mengakibatkan rusaknya habitat hewan dan keseimbangan alam.

Baca Juga  Pendidikan Digital: Solusi atau Hambatan di Masa COVID-19

Dari permasalahan tersebut kita sebagai mahasiswa selaku kaum akademis harus bisa menjadi penengah dan memberikan solusi diantara masyarakat ini, jangan sampai ada konflik diantara kedua belah pihak. Beberapa solusi yang dapat  dilakukan. Pertama, perencanaan tata ruang yang komprehensif dan partisipatif harus menjadi landasan dalam menentukan wilayah penambangan timah. Zona-zona khusus perlu ditetapkan untuk memisahkan aktivitas pertambangan dari area lainnya seperti, wilayah tangkap nelayan, kawasan pesisir untuk pariwisata dan, area pertanian dan perkebunan produktif. Pendekatan zonasi ini akan meminimalkan konflik kepentingan dan memastikan bahwa setiap sektor dapat berkembang tanpa merugikan sektor lainnya. Kedua, kebijaksanaan dalam pemanfaatan timah yaitu mengadopsi teknologi pertambangan yang lebih ramah lingkungan seperti, teknik penambangan yang meminimalkan gangguan terhadap ekosistem, sistem pengolahan limbah tambang yang efektif, dan metode reklamasi lahan yang memulihkan fungsi ekologis area bekas tambang. Investasi dalam inovasi teknologi pertambangan berkelanjutan akan menghasilkan keuntungan jangka panjang baik secara ekonomi maupun ekologis. Ketiga, Rehabilitasi dan Reklamasi Pascatambang seperti, konversi kolong menjadi sumber air, area budidaya ikan, atau destinasi wisata, reklamasi lahan untuk pertanian, perkebunan, atau kehutanan dan pengembangan ruang publik dan infrastruktur sosial di area bekas tambang. Pendekatan ini memastikan bahwa nilai lahan pascatambang tidak hilang dan dapat terus memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

Baca Juga  Kawasan Konservasi Ketugar Perlang

Melalui berbagai Solusi di atas, mahasiswa sebagai kaum akademisi dapat berperan sebagai penengah yang tidak hanya membantu meredakan konflik yang sudah terjadi, tetapi juga membangun fondasi untuk kemitraan yang berkelanjutan antara berbagai sektor. Dengan pendekatan yang komprehensif dan partisipatif, pengelolaan sumber daya timah dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi dan lingkungan secara seimbang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *