BabelMendunia.com, Manajemen kelas merupakan komponen penting dalam dunia pendidikan, khususnya di Tingkat Sekolah Dasar (SD) di mana karakter dan kebiasaan belajar anak mulai terbentuk. Dalam proses pembelajaran, manajemen kelas tidak hanya bertujuan menciptakan keteraturan, tetapi juga memberikan rasa aman dan berekpresi. Melalui kegiatan pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP), Kami memperoleh kesempatan untuk terjun langsung ke dunia nyata pendidikan, di SD menyaksikan secara langsung bagaimana seorang guru mengelola kelas, serta mencoba menerapkan ilmu yang sebelumya hanya kami pahami secara teori. Pengalaman ini sangat membuka wawasan dan memberi pelajaran berharga mengenai pentingnya strategi manajemen kelas yang efektif.
Selama mengikuti kegiatan PLP di sekolah dasar, kami menyadari bahwa manajemen kelas bukan hanya soal mengatur tempat duduk atau menjaga ketenangan, tetapi seni dalam membangun suasana belajar yang nyaman,menghargai keberangaman karakter siswa, dan menciptakan iklim positif yang mendorong mereka untuk aktif dan bahagia di kelas. Setiap hari, kami mengamati bagaimana guru kelas mengelola waktu, mengatur tempat duduk,menetapkan aturan kelas, dan menghadapi berbagai karakter siswa. Anak-anak usia sekolah dasar sangat aktif, penuh rasa ingin tahu, dan kadang sulit untuk diarahkan. Mereka mudah teralihkan, cepat bosan, dan memiliki energi yang tinggi. Namun di sisi lain, mereka juga sangat antusias jika diberi tantangan dan dorongan positif.
Salah satu hal pertama yang Kami pelajari adalah pentingnya rutinitas. Guru kelas memiliki rutinitas harian yang jelas, Mulai dari menyapa siswa di pagi hari, melakukan doa bersama, hingga membiasakan siswa menyusun perlengkapan sebelum belajar. Rutinitas ini membuat siswa merasa aman karena tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana harus bersikap. Dari sinilah kami memahami bahwa manajemen kelas tidak bisa dilakukan secara spontan, melainkan perlu dirancang dan dipraktikan secara konsisten. Selama Kami Mengikuti PLP 1 guru di SD tersebut menggunakan berbagai strategi manajemen kelas,Misalnya, ketika siswa ribut, guru cukup memberikan isyarat dengan tepukan tangan tertentu untuk memanggil perhatian.ketika siswa melanggar aturan, guru tidak langsung memarahi tetapi memberikan pendekatan yang memberikan kesempatan siswa untuk merefleksi. Guru menggunakan strategi visual seperti papan bintang, dimana siswa yang menunjukkan sikap baik akan mendapatkan stiker bintang yang bisa ditukar hadiah kecil setiap akhir pekan. Pendekatan ini ternyata sangat efektif dalam meningkatkan displin tanpa harus mengandalkan hukuman.
Selama kami mengikuti PLP dimana kami bisa melihat interaksi antara guru dan siswa di dalam kelas sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Dalam observasi ini selama PLP1, Kami mengamati bahwa guru setiap kelas memiliki hubungan yang baik dengan siswa, ditandai dengan komunikasi yang efektif dan pendekatan yang ramah dan sopan. Guru di kelas memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif dengan pujian. Guru memberikan bimbingan individu kepada siswa dalam memahami materi tersebut hal ini menunjukkan perhartian guru kelas terhadap kebutuhan setiap siswa, yaitu setelah selesai sekolah guru tersebut membuka les untuk menambahkan wawasan yang lebih dalam untuk siswa kelas yang selama pembelajaran yang masih belum jelas. Sehingga siswa lebih berani bertanya jika guru menciptakan suasana kelas yang nyaman, tetapi beberapa siswa masih terlihat ragu-ragu untuk berbicara di depan kelas.
Dalam pengelolahan kelas guru di SD tersebut menerapkan berbagai strategi untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan selama pembelajaran berlangsung. Guru memberikan aturan yang jelas sejak awal, seperti tidak berbicara saat guru menjelaskan dan mengangkat tangan sebelum berbicara seperti mau izin ke wc, mau cuci tangan, dan lain sebagainya. Jika siswa yang menganggu teman atau tidak fokus pada saat guru menjelaskan pembelajaran tersebut guru menegurnya dengan cara yang sopan tanpa membuat siswa merasa malu. Guru di SD tersebut mengubah aktivitas pembelajaran untuk menghindari kejenuhan siswa. Misalnya, setelah penjelasan materi siswa kelas tidak merasa jenuh. Guru di kelas membagi waktu dengan baik untuk setiap tahap pembelajaran, meskipun kadang ada beberapa sisswa yang butuh waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru tersebut.partipasi dan motivasi siswa di kelas menunjukkan berbagai tingkat keterlibatan dalam pembelajaran. Beberapa siswa sangat aktif menjawab pertanyaan, sementara yang lain lebih pasif. Siswa di kelas tersebut lebih antusias ketika materi di sampaikan oleh guru dengan cara yang menarik, seperti melalui cerita dan permainan, siswa memiliki rasa percaya diri lebih tinggi cenderung lebih aktif berbicara di kelas. Sebaliknya siswa yang pemalu atau takut salah lebih memilih diam. Motivasi yang diberikan guru seperti, pujian dan dorongan berpengaruhi besar terhadap keberhanian siswa untuk berpartipasi.
Guru dan Siswa di SD tersebut mencerminkan bagaimana kolaborasi dalam dunia pendidikan sangat penting untuk membangun sistem pelajaran yang efektif. Selain aspek akademik, mahasiswa PLP juga memiliki kesempatan untuk memahami kondisi sosial dan emosional peserta didik. Interaksi langsung dengan siswa membuat mereka lbih peka terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak di lingkungan sekolah. pengalaman ini tentu menjadi bekal penting dalam membentuk kpribadian dan profesionalisme sebagai calon pendidik. Melalui PLP, Kami calon guru dapat memahami bagaimana proses belajar mengajar disekolah. Menghadapi berbagai karakter siswa, serta mengembangkan keterampilan pedagonik yang efektif. Dengan mengikuti PLP menjadi bentuk untuk menghubungkan teori yang telah di pelajari di perguruan tinggi dengan praktik nyata di lapangan. Selama mengikuti PLP 1 di SD Tersebut, Kami sebagai calon guru dihadapkan pada berbagai tantangan dan pengalaman yang berharga. Kami tidak hanya mengamati bagaimana guru mengajar , tetapi ikut serta dalam proses pembelajaran dengan bimbingan pamong. Kami dapat belajar cara menyusun rencana pembelajaran,mengelola kelas, berkomunikasi dengan siswa membuat mereka lebih peka terhadap berbagai permasalan yang dihadapi oleh anak-anak di linkungan sekolah. pengalaman ini tentu menjadi bekal penting dalam membentuk kepribadian dan profesionalisme sebagai calon pendidik.
Sebagai mahasiswa yang baru pertama kali mengajar secara langsung, kami mengalami banyak proses belajar. Salah satu momen berkesan adalah ketika kami mencoba mengelola kelas sendiri selama satu jam pelajaran. Diluar dugaan, beberapa siswa tidak fokus dan mulai ribut. Awalnya kami gugup, namun kami ingat strategi yang diajarkan guru pembimbing, tetap tenang, gunakan suara yang tegas tetapi tidak keras, dan buat kontak mata dengan siswa yang menganggu. Kami pun menerapkannya, dan secara perlahan kelaas mulai kembali tenang. Dari pengalaman ini, kami belajar bahwa manajemn kelas bukan hanya soal teknik, tetapi juga soal kehadiran diri.seorang guru harus bisa hadir secara penuh di dalam kelas , menunjukkan perhatian, empati, dan ketegasan sekaligus. Tetapi membutuhkan latihan dan refleksi berkelanjutan. Selain itu, kami menyadari pentingnya persiapan yang matang, sebelum masuk kelas. Guru yang datang dengan rencana pembelajaran yang jelas, bahan ajar yang menarik, dan aktivitas yanag bervariasi , akan lebih mudah mengelola kelas, sebaliknya, tanpa persiapan yang baik, kelas cenderung kehilangan arah dan siswa pun mudah tidak dikendali.
Tantangan yang di hadapi dalam pembelajaran yang ada di dalam kelas ada siswa yang cepat memahami materi, tetapi ada juga yang membutuhkan lebih banyak waktu dan bimbingan tambahana, beberapa siswa terkadang kehilangan fokus terutama saat pembelajaran berlangsung dalam durasi yang cukup lama, karena siswa tersebut sibuk berbicara dengan teman sebangkunya dan tidak memperhatikan saat guru di depan sedang menjelaskan dan pada saat guru tersebut keluar kelas ada urusan sesuatu di kantor siswa tersebut berisik dan tidak fokus lagi mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tersbeut. Akan Tetapi, ketika guru tersebut sudah datang kembali ke dalam kelas mereka diam dan melanjutkan tugas yang diberikan guru tersebut. Namun tidak semua siswa yang ada di dalam kelas berisik akan tetapi cuman sebagian saja. Di Sekolah Dasar yang kami melakukan PLP 1 tidak smeua kelas memiliki fasilitas yang memandai, seperti invokus karena cuman ada sedikit sehingga harus bergantian memakainya, sehingga guru di kelas tidak menggunakan media interaktif selama pembelajaran dikarenakan kekurangan invokus.dizaman digital ini, anakp-anak sangat terbiasa dengan stimulasi visual dan audio dari gadget. Akibatnya, mereka cepat bosan jika pembeljaran bersifat satu arah atau terlalu mononton. Guru harus kreatif menciptakan variasi kegiatan, seperti bermain peran, kuis kelompok,atau belajar di luar kelas. Kami juga menyadari pentingnya komunikasi dengan orangtua siswa dalam manajemen kelas.ketika ada siswa yang sering menganggu kelas atau tampak tidak semangat belajar, guru akan menghubungi orang tuanya untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama. Hubungan guru dan orang tua yang baik sangat membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Manajemen kelas di sekolah dasar bukanlah tugas yang mudah, tetapi sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Observasi selama PLP 1 memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaiman pembelajran erlangsung di dalam kelas. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengelola kelas dengan baik, serta memastikan setiap siswa mendaptkan kesempatan belajar yang sama. Tantangan dalam pembelajaran dapat diatasi dengan strategi yang tepat seperti menerapkan metode yang lebih variatif, memberikan perhatian kepada siswa yang kurang percaya diri, serta menciptakan lingkungan kelas yang lebih interaktif. Dengan demikian, pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat maksimal bagi siswa.