Banyak anak usia SD kini menghabiskan lebih dari 2–3 jam sehari hanya untuk menonton TikTok. Menurut survei yang dilakukan oleh Common Sense Media pada tahun pada tahun 2023, anak usia 8–12 tahun menghabiskan rata-rata 5 jam per hari di depan layar. Hal ini tentu berdampak pada waktu belajar, istirahat, dan bermain aktif di luar rumah.
Meski TikTok punya batasan umur (13+), nyatanya banyak anak SD yang sudah punya akun. Mereka dapat dengan mudah menemukan konten yang mengandung kata-kata kasar, tarian yang tidak pantas, atau tantangan berbahaya seperti “challenge” ekstrem.
Video TikTok yang berdurasi pendek (15–60 detik) bisa melatih otak untuk terus mencari hiburan instan. Menurut psikolog pendidikan, anak yang terlalu sering mengonsumsi konten cepat cenderung sulit berkonsentrasi dalam aktivitas yang membutuhkan fokus panjang, seperti membaca buku atau menyelesaikan tugas sekolah.
Banyak anak yang mulai membandingkan dirinya dengan orang lain di TikTok—dari penampilan, barang yang dimiliki, hingga jumlah “suka” dan “pengikut.” Ini bisa menurunkan rasa percaya diri. Sebuah studi dari Jurnal Kesehatan Remaja menyebutkan bahwaMenyebutkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan di usia dini dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi.
Anak tidak harus dijauhkan sepenuhnya dari teknologi. Solusinya adalah pengawasan, mengatur waktu layar (misalnya maksimal 1 jam per hari untuk anak SD), serta memilih konten edukatif. Orang tua dan guru juga dapat mengarahkan anak untuk lebih terlibat dalam aktivitas positif seperti membaca, olahraga, atau hobi seni.