GURU SEBAGAI GARDA TERDEPAN DALAM MENGHENTIKAN BULLYING

Oleh : Adelia Dwi Septy dan Clara Safika Mahasiswi PGSD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

Avatar photo
banner 120x600

BabelMendunia.com, Bullying merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi siswa di tingkat sekolah dasar. Sebagai contoh, seorang siswa sering menjadi sasaran ejekan fisik dan verbal karena dia tidak seperti teman-temannya. Situasi ini menunjukkan bahwa tindakan bullying dapat merusak kepercayaan diri korban, menyebabkan trauma yang berkepanjangan, dan mengganggu proses pembelajaran di kelas. Dalam situasi ini, guru harus aktif bertindak sebagai pengawas dan pembimbing untuk mencegah tindakan tidak etis.

Guru sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan. Pendekatan kolaboratif memungkinkan guru membuat aturan kelas yang tegas dan melarang siswa untuk berperilaku agresif. Sebagai contoh, seorang guru di sebuah sekolah dasar mengadakan percakapan dengan siswa tentang pentingnya saling menghormati dan efek negatif dari bullying. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis karakter, guru juga dapat menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, empati, dan kerja sama pada siswa sejak dini.

Dalam hal ini guru harus bisa mengambil tindakan yang  tegas ketika siswa melakukan bullying. Misalnya, seorang siswa yang sering membully temannya dipanggil untuk berbicara dengan gurunya secara pribadi. Guru memberikan pemahaman tentang konsekuensi negatif dari tindakan siswa tersebut. Selain itu, pendekatan restoratif dapat digunakan dengan melibatkan pelaku dan korban dalam proses penyelesaian konflik sehingga siswa belajar bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan.

Baca Juga  Mengoptimalkan Digital Entrepreneurship untuk Pemberdayaan Sosial: Kisah Perintis Menjual Peyek Kacang Hijau di Era Digital

Guru tidak hanya  memberikan pelajaran akademik, tetapi mereka juga harus memberikan contoh dalam sikap dan perilaku mereka di kehidupan sehari-hari. Guru yang menunjukkan rasa empati, menghargai perbedaan, dan adil akan mendorong siswa untuk meniru prinsip-prinsip tersebut. Guru yang selalu menghormati pendapat siswa dan memberikan perhatian kepada semua siswa tanpa diskriminasi dapat membangun budaya kelas yang inklusif di mana bullying tidak akan terjadi.

Guru sebagai garda terdepan dalam menghentikan bullying, dapat membantu siswa mengembangkan nilai moral yang kuat dengan memberikan pembinaan karakter yang konsisten. Untuk membuat lingkungan sekolah yang aman dan mendukung, kolaborasi antara guru, orang tua, dan pihak sekolah dapat mendirikan PPKSP (Program Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Suatu Pendidikan) yang telah diatur dalam Peraturan Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023. Oleh karena itu, guru juga tidak hanya berfungsi sebagai pendidik tetapi juga berfungsi sebagai pelindung generasi masa depan yang tidak mengalami kekerasan.

Baca Juga  Sumber Daya Timah: Menghindari Konflik, Menggapai Kesejahteraan Bersama

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *