BabelMendunia.com, Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, guru tetap menjadi figur moral yang diharapkan dapat memberikan teladan bagi siswa. Sebagai pendidik, guru tidak hanya bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai moral pada generasi muda. Namun, era digital menghadirkan tantangan baru dalam menjaga peran ini. Pertama, kehadiran media sosial membuat kehidupan pribadi guru lebih mudah diakses oleh publik. Apa yang diunggah di media sosial bisa menjadi cerminan moral seorang guru, baik di mata siswa, orang tua, maupun masyarakat.
Guru harus berhati-hati menjaga etika digital, termasuk dalam memilih konten yang dibagikan, berkomentar, atau bereaksi terhadap isu tertentu. Kedua, era digital juga membawa tantangan dalam menyikapi informasi yang beredar. Guru perlu menjadi contoh bagaimana memilah informasi dengan bijak, menghindari penyebaran hoaks, dan menunjukkan integritas akademik. Ini penting agar siswa belajar untuk bersikap kritis dan bertanggung jawab di dunia maya. Selain itu, etika dalam penggunaan teknologi di ruang kelas juga menjadi sorotan.
Guru diharapkan bisa memanfaatkan teknologi secara positif untuk pembelajaran, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip kesetaraan, privasi, dan penghormatan terhadap siswa. Misalnya, memastikan teknologi tidak menimbulkan kesenjangan digital atau melanggar privasi siswa.Namun, tantangan terbesar mungkin berasal dari harapan yang tinggi dari masyarakat. Guru diharapkan menjadi teladan sempurna, padahal mereka juga manusia yang tidak luput dari kekhilafan.
Oleh karena itu, diperlukan ruang untuk mendukung guru dalam menjaga moralitas, misalnya melalui pelatihan etika digital atau forum diskusi antarpendidik. Di era digital, guru tidak hanya mengajarkan nilai-nilai moral, tetapi juga ditantang untuk
menjadikannya nyata dalam setiap aspek kehidupan mereka, baik di dunia nyata maupun maya.
Dengan begitu, guru dapat terus menjadi figur moral yang relevan, meskipun tantangan zaman
berubah